Selasa, 19 Desember 2017

Rusaknya Lidah Dan Hati



_______________________________________________________

Sumber Kajian: Kitab Nashoihul 'Ibad
Karya: Syekh Muhammad Nawawi Al-Banteniy





Maqolah dari Abu Bakar ash-Shiddiq tentang penafsirannya terhadap firman Alloh :

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut …" (QS Ar-Rum,[31] : 41)

Abu Bakar mengomentari ayat tersebut :

اَلْبَرُّ هُوَ اللِّسَانُ, وَ الْبَحْرُ هَوَ الْقَلْبُ فَإِذَا فَسَدَ اللِّسَانُ بَكَتْ عَلَيْهِ النُّفُوْسُ وَإِذَا فَسَدَ الْقَلْبُ بَكَتْ عَلَيْهِ الْمَلاَئِكَةُ

"Daratan adalah lidah, sedangkan lautan adalah hati. Jika lidah rusak maka orang-orang sama menangisinya, dan jika hati yang rusak maka para malaikat yang menangisinya"

Rusaknya lisan misalnya dengan memaki, dan rusaknya hati misalnya dengan riya', (memamerkan amalnya).

Ada yang mengatakan, diantara hikmahnya lidah orang itu tidak banyak tapi cukup "satu" adalah agar ia selalu ingat, bahwa tidak perlu banyak bicara, kecuali dalam masalah yang penting dan baik.

Ada yang berpendapat lagi, sebuah lidah yang mampu berbicara dengan berbagai macam logat dan bahasa itu seharusnya hanya menuju Dzat Yang Maha Tunggal, yakni  Alloh SWT. Demikian pula hati yang diciptakan hanya satu buah. Hal ini berbeda dengan "telinga" dan "mata" yang diciptakan lebih dari satu buah. Semuanya ini terkandung suatu hikmah, bahwa keperluan untuk mendengar dan melihat seharusnya lebih banyak dilakukan daripada keperluan untuk berbicara.


Lautan ditafsirkan dengan hati, disebabkan karena sama-sama sangat dalam dan terhampar luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teks Berbahasa Jawa Bacaan TALQIN Untuk Mayit

بسمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. لآاله الاّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاشَرِيْكَ لَهُ لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ ...