_______________________________________________________
Sumber Kajian: Kitab Nashoihul 'Ibad
Karya: Syekh Muhammad Nawawi Al-Banteniy
Maqolah dari Sufyan ats-Tsauriy ra,
seorang guru besarnya Imam Malik:
كُلُّ مَعْصِيَةٍ عَنْ شَهْوَةٍ فَإِنَّهُ يُرْجَى غُفْرَانُهَا: كُلُّ
مَعْصِيَةٍ عَنْ كِبْرٍ فَإِنَّهُ لاَ يُرْجَى غُفْرَانُهَا, ِلأَنَّ مَعْصِيَةَ
اِبْلِيْسَ كَانَ أَصْلُهَا مِنَ الْكِبْرِ وَزَلَّةَ سَيِّدِنَا آدَمَ كَانَ
أَصْلُهَا مِنَ الشَّهْوَةِ
"Setiap kemaksiatan (kedurhakaan)
yang dilakukan atas dorongan nafsu syahwat dapat diharapkan pengampunannya.
Sedangkan kemaksiatan yang dilakukan atas dorongan kesombongan tidak dapat
diharapkan pengampunannya. Karena kemaksiatan yang dilakukan Iblis itu
berpangkal dari kesombongannya, sedangkan kesalahan junjungan kita Nabi Adam
berasal dari dorongan syahwatnya".
"Syahwat" adalah
dorongan keinginan nafsu untuk melakukan sesuatu. Sedangkan "sombong"
adalah perasaan lebih unggul daripada
lainnya. Iblis mendurhakai perintah Alloh untuk bersujud menghormat
kepada Nabi Adam adalah lebih dikarenakan ia merasa lebih unggul daripada Nabi
Adam. Sedangkan kedurhakaan Nabi Adam melanggar larangan makan buah khuldi
adalah semata-mata karena dorongan nafzu syahwatnya. Dosa Iblis tidak dapat
diampuni, sedang dosa Nabi Adam pada akhirnya diampuni Alloh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar