_______________________________________________________
Sumber Kajian: Kitab Nashoihul 'Ibad
Karya: Syekh Muhammad Nawawi Al-Banteniy
مَنْ تَرَكَ الذُّنُوْبَ رَقَّ قَلْبُهُ وَمَنْ تَرَكَ الْحَرَأمَ
وَأَكَلَ الْحَلاَلَ صَفَتْ فِكْرَتُهُ
"Siapa saja yang meninggalkan
dosa, hatinya menjadi lembut dan siapa yang meninggalkan yang haram dan memakan
yang halal, pikirannya menjadi jernih"
Pertanda hati yang lembut adalah
kesediaan, ketekunana, kekhusyukan dan kesungguhan hati dalam menerima nasehat.
Sedangkan kejernihan pikiran ditandai
dengan kemampuan dan kecemerlangan pikiran dalam memahami bahwa terciptanya
seluruh makhluk ini dari tiada menjadi ada, merupakan bukti tentang Kemahaesaan
Alloh, Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya dalam membangkitkan kembali manusia
dari kematiannya.
Dengan akal pikirannya, dia mengobservasi,
merenungkan, menghayati, menganalisa penciptaan manusia, mulai dari proses
bertemunya air sperma dan ovum didalam rahim ibu, (setelah melewati masa 40
hari) kemudian berubah menjadi segumpal darah, (setelah melewati masa 40 hari
berikut) lalu berubah menjadi sekerat daging, (setelah melewati masa 40 hari
berikutnya), sekerat daging itu membentuk tubuh manusia sempurna lengkap dengan
dua tangan, dua kaki, telinga, mata, mulut, hati, tulang, dan kelengkapan
anggota tubuh lainnya. Setelah itu
ditentukanlah suatu proses yang memudahkan janin keluar dari rahim ibu.
Bayi yang lahir tersebut diberi ilham
(semacam instink) untuk menerap air susu ibu. Di waktu kecil belum punya gigi,
setelah agak besar lalu tumbuh satu persatu gigi-geriginya, menjelang usia 6-7
tahun beberapa gigi tanggal kemudian ditumbuhkan gigi-gerigi baru.
Alloh menentukan prilaku dan kondisi
kejiwaan yang berbeda-berbeda dari usia anak-anak sampai remaja, dan dari masa
dewasa sampai masa tua; ada yang dibuat sakit dan ada yang sehat. Setiap
harinya seseorang dijadikan Alloh dapat tidur untuk istirahat kemudian bangun
kembali. Demikian pula rambut dan kukunya, yang tadinya tumbuh subur lalu
rontok, dan kemudian tumbuh lagi yang baru.
Alloh menjadikan siang dan malam silih
berganti. Dia menjadikan Matahari, bulan dan bintang, mendung dan hujan,
masing-masing bergantian datang dan pergi; rembulan muncul pada awal bulan
berbentuk sabit, kemudian membesar menjadi purnama di tengah bulan, kemudian
mengecil lagi. Pada saat terjadi gerhana matahari dan bulan sinarnya semakin
surut dan hilang, kemudian memancarkan lagi seperti sedia kali.
Demikian pula kondisi bumi, semula kering
dan tandus, lalu Alloh menumbuhkan tetumbuhan dan pepohonan sehingga bumi
seolah menghijau, lalu mengering lagi, dan kemudian menghijau kembali di saat
lain.
Tuhan yang Maha Kuasa menjadikan semuanya
itu tentu Dia Maha Kuasa untuk menghidupkan kembali manusia yang sudah mati di
bumi.
Atas dasar itu semua, sebagai seorang
hamba Alloh yang berakal, ia seharusnya terus berfikir dan merenungkan segala
peristiwa dan kejadian yang terjadi di alam ini sehingga semakin kuat
keimanannya tentang adanya kebangkitan kembali setelah kematian dan mengetahui
bahwa Allohlah yang membangkitkan semuanya itu, lalu masing-masing diberi
balasan secara adil sesuai dengan kadar amal perbuatannya. Selanjutnya hasil
dari proses merenung dan berfikir ini nanti akan menumbuhkan semangat dan
kesungguhan diri untuk mentaati seluruh perintah Alloh dan menjauhi seluruh
larangan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar