Selasa, 19 Desember 2017

Munajat Dan Mohon Ampun



_______________________________________________________

Sumber Kajian: Kitab Nashoihul 'Ibad
Karya: Syekh Muhammad Nawawi Al-Banteniy




Dari Abu Bakar Dalaf bin Jahdar asy-Syibliy dalam munajatnya ia berucap :

إِلَهِيْ إِنِّي أُحِبُّ اَنْ أَهَبَ لَكَ جَمِيْعَ حَسَنَاتِيْ مَعَ فَقْرِيْ وَضُعْفِيْ فَكَيْفَ لاَ تُحِبُّ سَيِّدِيْ اَنْ تَهَبَ لِيْ جَمِيْعَ سَيِّئَاتِيْ مَعَ غِنَاكَ مَوْلاَيَ عَنِّيْ

"Tuhanku! Sungguh aku suka menghaturkan seluruh amal kebaikanku kepada-Mu berikut kemelaratan dan kelemahanku. Lantas bagaimana dengan Engkau, Ya Sayyidi, Tuanku,  yang tidak suka melimpahkan kepadaku seluruh amal burukku berikut kekayaan-Mu untuk tidak menyiksaku"
 Abu Bakar Dalaf bin Jahdar asy-Syibliy lahir dan hidup di Baghdad. Ia hidup selama 87 tahun dan wafat pada tahun 334 H dan dimakamkan di Baghdad. Ia termasuk seorang 'Arif billah, bermadzhab Maliki, menjadi sahabat Junaid al-Baghdadi, dan para ulama lain yang semasa dengannya
 Yang dimaksud dengan "kemelaran" di sini adalah sangat membutuhkan memperoleh kebaikan, sedangkan "kelemahan" dimaksudkan dengan kelemahan sewaktu memperbanyak beribadah. Sedangkan "permohonan agar tidak disiksa" adalah disebabkan bahwa kejelekan seorang hamba itu sebenarnya tidak merugikan Alloh, sebagaimana kebajikan dan peribadatan hamba sebenarnya tidak menguntungkan-Nya
 Beberapa orang utama yang terhormat pernah memberiku ijazah bacaan 3 bait syi'ir dalam bahar Wafir di bawah ini agar dibaca 7 kali setiap selesai sholat jum'at :
 إِلَهِيْ لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً  *  وَلاَ أَقْوَى عَلَى النَّارِ الْجَحِيْمِ
فَهَبْ لِيْ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبِيْ * فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ الْعَظِيْمِ
وَعَامِلْنِيْ مُعَامَلَةَ الْكَرِيْمِ    * وَثَبِّتْنِيْ عَلَى النَّهْجِ الْقَوِيْمِ

Tuhanku, tidak pantas aku jadi penghuni surga firdaus
Namun diriku tak kuat jika disiksa di neraka jahim
Karenanya, terilamah taubatku dan ampuni dosa-dosaku
Karena Engkaulah Pengampun dosa-dosa besar
Perlakukan diriku seperti Engkau perlakukan orang mulia
Dan kokohkan kakiku untuk menapak di atas jalan yang lurus.


Kisah Teladan
 Asy-Syibliy datang, langsung saja Ibnu Mujahid memeluknya dan mencium pada kening diantara kedua matanya. Suatu ketika perbuatan Ibnu Mujahid tersebut ditanyakan seseorang, dan dijawabnya: "Aku pernah bermimpi bertemu dengan Rosululloh SAW. Beliau menjemput Asy-Syibli, lantas mencium kening diantara kedua matanya. Menyaksikan hal itu, aku bertanya kepada beliau, kenapa beliau melakukan hal itu kepada Asy-Syibli! Sabda beliau, "Memang, karena setiap selesai sholat fardhu dia selalu membaca ayat :

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ. فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ .
"Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu'min. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki `Arsy yang agung". (QS At-Taubah,[9] : 128-129).

Dilanjutkan dengan membaca sholawat :

صَلَّى اللهُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ

"Semoga Alloh melimpahkan rahmat ta'zhim kepadamu, wahai Rosululloh"

Selanjutnya Ibnu Mujahid menanyakan kepada Asy-Syibli tentang apa yang dia lakukan tersebut, dan dijawabnya, memang benar seperti itulah yang dia baca setiap selesai sholat fardhu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teks Berbahasa Jawa Bacaan TALQIN Untuk Mayit

بسمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. لآاله الاّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاشَرِيْكَ لَهُ لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ ...